geografis merapi

Luas


:


6.410 ha (1.283,99 ha di DIY dan 5.126,01 ha di Jateng)

Tujuan Pengelolaan


:


Perlindungan sumber air, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang

Letak administrasi


:


· Kab Magelang, Boyolali dan Klaten Provinsi Jateng (3 kab di Jateng)

· Kab Sleman, Provinsi DIY (1 kab di DIY)

Letak Geografis


:




Topografi


:


Topografi pada masing-masing kabupaten adalah:

a. Kabupaten Klaten:

· Bagian barat dan utara wilayah Kab. Klaten berupa lereng Gunung Merapi yang berbatasan dengan kab. Sleman.

· Landai sampai berbukit dengan ketinggian 100 – 150 m dpl.

· Merupakan daerah penghasil tembakau eksport

b. Kabupaten Boyolali :

· Berada diantara Gunung Merapi yang masih aktif dan Gunung Merbabu yang sudah tidak aktif, dengan ketinggian 75 – 1.500 m dpl.

· Empat sungai melintas di wilayah ini (Serang, Cemoro, Pepe dan Gandul). Disamping itu ada sumber-sumber air lain berupa mata air dan waduk.

c. Kabupaten Magelang:

· Tiga kecamatan terpilih merupakan bagian lereng Gunung Merapi yang ke arah Barat, yang terletak pada ketinggian sekitar 500 m dpl, makin kea rah puncak Gunung Merapi kelerengan lahan semakin curam.

d. Kabupaten Sleman:

· Mulai landai hingga lahan yang memiliki kelerengan sangat curam dengan ketinggian 100 – 1.500 m dpl.

· Dibagian paling utara merupakan lereng Gunung Merapi yang miring ke arah Selatan. Di lereng Selatan Gunung Merapi terdapat dua bukit yaitu Bukit Turgo dan Bukit Plawangan yang merupakan bagian kawasan wisata Kaliurang. Di Bagian lereng puncak Merapi ii reliefnya curam sampai sangat curam. Bagian selatan dari ketiga kecamatan terpilih masih berupa lahan persawahan dengan sistem teras yang cukup baik. seangkan bagian tengah berupa lahan kering dan paling utara merupakan bagian dari lereng gunung Merapi yang berupa hutan.



Iklim


:




Curah Hujan


:


· Kab Magelang: 2.252 – 3.627 mm / th

· Kab Boyolali: 1.856 – 3.136 mm / th

· Kab Klaten: 902 – 2.490 mm / th

· Kab Sleman: 1.869,8 – 2.495 mm / th

Jenis Tanah


:


Jenis tanah yang dapat dijumpai pada 10 kecamatan terpilih dari empat Kabupaten adalah: regosol, andosol, alluvial dan litosol.

Ketinggian kawasan


:


Secara umum terletak pada ketinggian + 50 – 2500 m dpl

Sejarah kawasan


:


· Merupakan kawasan lindung sejak tahun 1931 untuk perlindungan sumber air, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang

· Fungsi kawasan sebelum ditunjuk menjadi TNGM di wilayah DIY terdiri dari HL=1.041,38 ha; CA Plawangan Turgo = 146,16 ha; dan TWA Plawangan Turgo 96,45 ha

· Fungsi kawasan sebelum ditunjuk menjadi TNGM di wilayah Jateng terdiri dari: HL seluas 5.126 ha



Potensi alam


:


· Merupakan sumber mata air bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya

· Ekosistem dari kombinasi biosystem, geosystem dan sociosystem yang unik, menarik dan dinamis

- Biosystem, hutan tropis pegunungan yang terpengaruh aktivitas gunung berapi, dengan jenis endemik Castanopsis argentia, Vanda tricolor dan merupakan habitat elang jawa dan macan tutul

- Geosystem, komplek gunung berapi aktif dari tipe khas strato/andesit dari sesar transversal dan longitudinal pulau jawa

- Sociosystem, yang merupakan interaksi manusia dengan lingkungan alam berikut pandangan hidup dan budaya bernuansa vulkan

· Mempunyai fungsi laboratorium alam untuk pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, pendidikan, peningkatan kesadaran konservasi alam, dan mendukung kepentingan budidaya

· Obyek wisata alam (ecotourism) dan socioculture yang menjadi obyek pariwisata yang dapat memberikan kontribusi kepada kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah

· Peluang pengembangan jasa lingkungan dan wisata alam untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah



Keg Wisata Alam yg dpt dilakukan


:


Mendaki gunung, menikmati panorama yang indah, udara yang sejuk, dan keunikan budaya masyarakat sekitar

Permasalahan utama


:


• Rekonstruksi batas kawasan hutan sebagai suatu unit pengelolaan hutan yang efektif dan efisien

• Penataan kelembagaan pengelola hutan ke dalam suatu lembaga pengelola hutan berupa unit pengelola taman nasional (balai taman nasional), dengan didukung adanya suatu wadah untuk keterlibatan berbagai kepentingan multi stakeholder dalam pengelolaannya

• Penataan sistem zonasi untuk mendukung efektivitas pengelolaan serta kepentingan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat

• Restorasi dan rehabilitasi atas kerusakan ekosistem kawasan hutan gn. Merapi agar dapat berfungsi secara optimal untuk mendu-kung sistem kehidupan masyarakat di sekitarnya

• Penataan infrastruktur pengelolaan untuk pendayagunaan potensi dan kawasan taman nasional : pendidikan, penelitian, ekoturisme, pemanfaatan khusus/tradisional, menunjang budidaya, pengem-bangan sosial ekonomi, dll.

• Pendanaan pengelolaan dan pengembangan taman nasional

• Koordinasi dan integrasi pembangunan wilayah dengan konservasi taman nasional : pengembangan daerah penyangga, dll.



Lain-Lain


:




Jumlah dan Kepadatan Penduduk pada 10 kecamatan terpilih:

1.


Kec. Kemalang (Klaten)




·


Banyak penduduk = 34.146 jiwa




·


Kepadatan Penduduk per km2 = 772 jiwa

2.


Kec. Selo (Boyolali)




·


Banyak penduduk = 26.390 jiwa




·


Kepadatan Penduduk per km2 = 471 jiwa

3.


Kec. Cepogo (Boyolali)




·


Banyak penduduk = 51.252 jiwa




·


Kepadatan Penduduk per km2 = 967 jiwa

4.


Kec. Musuk (Boyolali)




·


Banyak penduduk = 59.364 jiwa




·


Kepadatan Penduduk per km2 = 913 jiwa

5.


Kec. Srumbung (Magelang)




·


Banyak penduduk = 42.128 jiwa




·


Kepadatan Penduduk per km2 = 792 jiwa

6.


Kec. Sawangan (Magelang)




·


Banyak penduduk = 51.142 jiwa




·


Kepadatan Penduduk per km2 = 707 jiwa

7.


Kec. Dukun (Magelang)




·


Banyak penduduk = 41.103 jiwa




·


Kepadatan Penduduk per km2 = 770 jiwa

8.


Kec. Cangkringan (Sleman)




·


Banyak penduduk = 26.723 jiwa




·


Kepadatan Penduduk per km2 = 557 jiwa

9.


Kec. Pakem (Sleman)




·


Banyak penduduk = 31.110 jiwa




·


Kepadatan Penduduk per km2 = 834 jiwa

10


Kec. Kemalang (Klaten)




·


Banyak penduduk = 32.936 jiwa




·


Kepadatan Penduduk per km2 = 764 jiwa




Hubungan sosial ekonomi penduduk dengan Merapi:

· Memanfaatkan hutan negara sebagai sumber rumput untuk pakan ternak dan kayu bakar (akasia dan tanaman yang sakit) sebagai bahan pembuatan arang yang dijual di wilayah mereka.

· Perilaku konservasi yang sudah tampak diantara masyarakat, dan dapat dijadikan pendukung pilar-pilar konservasi adalah:

a. Kesepakatan diantara masyarakat: bila ingin mengambil / menebang tanaman, harus menanam dulu dari jenis yang sama minimal 5 pohon.

b. Adanya pendapat: bila hutan dihijaukan oleh masyarakat maka warga masyarakat tidak akan kelaparan; serta pendapat : bila hutan ditanami palawija (jagung, ketela dll) maka warga masyarakat sekitar kawasan akan mengalami kekurangan makan (tidak akan pernah merasa kenyang)

c. Adanya keyakinan hubungan spiritual dan supranatural antara Merapi, Kraton Yogya dan Laut Selatan yang didasari atas anggapan Merapi bukan ancaman tapi sebagai sumber kehidupan.



Catatan:

· Referensi : Laporan Akhir Sosialisasi dan Komunikasi Calon TN Merapi dan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004